Remdesivir Adalah Obat Apa? Apakah Efektif Melawan COVID-19? Inilah Ulasan, Cara Kerja, dan Efek Sampingnya
Remdesivir adalah obat apa?
Remdesivir adalah antivirus eksperimental yang diproduksi oleh perusahaan farmasi Amerika Serikat Gilead, awalnya sebagai pengobatan potensial untuk virus Ebola.
Namun, pada tahun 2019, pejabat kesehatan Kongo mengatakan obat itu kurang efektif dibandingkan dengan obat antibodi monoklonal, yang sering digunakan untuk pengobatan kanker dan memiliki dampak yang jauh lebih signifikan pada penurunan tingkat kematian daripada remdesivir.
Remdesivir muncul kembali dengan adanya wabah Covid-19. Ini karena ia menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mencegah Sindrom Pernafasan Timur Tengah (Mers-CoV) dan sindrom pernafasan akut yang parah (Sars), yang juga disebabkan oleh coronavirus. Tetapi studi itu hanya dilakukan pada hewan.
Untuk informasi lebih lanjut tentang remdesivir, manfaat, dosis, dan efek sampingnya, Anda dapat membaca artikel ini dari situs web Alodokter, yang merupakan salah satu sumber kesehatan terpercaya di Indonesia.
Sejarah dan Pengembangan Remdesivir
Remdesivir merupakan obat yang dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi Gilead Sciences, yang berbasis di Amerika Serikat. Awalnya, obat ini digunakan sebagai pilihan pengobatan penyakit Ebola, yaitu wabah yang sempat merebak di Afrika beberapa waktu lalu. Namun, obat ini tidak terbukti efektif untuk mengatasi Ebola.
Berdasarkan sebuah penelitian dalam jurnal Nature, remdesivir memiliki efek antiviral terhadap berbagai varian virus Ebola serta beberapa jenis virus RNA lain, seperti filovirus dan arenavirus.
Remdesivir juga diberikan sebagai obat untuk melawan penyakit akibat infeksi coronavirus lain, termasuk penyakit SARS dan MERS. Sebuah penelitian dalam jurnal Science Translational Medicine menunjukkan bahwa obat ini dapat menghambat perkembangan virus SARS-CoV dan MERS-CoV di dalam tubuh.
Ketika pandemi COVID-19 melanda dunia, remdesivir menjadi salah satu kandidat obat yang diuji coba untuk mengobati pasien yang terinfeksi virus SARS-CoV-2.
Beberapa studi klinis menunjukkan bahwa remdesivir dapat memperpendek durasi gejala dan meningkatkan angka kesembuhan pasien COVID-19. Obat ini juga dapat mengurangi kebutuhan ventilator dan menurunkan angka kematian akibat COVID-19.
Remdesivir memiliki sejarah dan pengembangan yang cukup panjang dan menarik. Anda dapat membaca lebih jauh tentang hal ini di artikel ini dari situs web Wikipedia, yang merupakan ensiklopedia online terpopuler di dunia.
Bagaimana cara kerja Remdesivir?
Obat ini diberikan melalui infus selama sekitar 10 hari. Saat ini remdesivir belum disetujui oleh otoritas kesehatan di seluruh dunia, dan mengingat terutama digunakan untuk Ebola, maka pasokannya rendah.
Tetapi sedang digunakan dalam uji klinis, dan banyak negara berusaha untuk mendapatkan akses ke obat ini untuk digunakan dalam studi Covid-19 mereka sendiri.
Dalam penelitian pada hewan sebelumnya tentang Mers-CoV, para peneliti Amerika Serikat menemukan remdesivir memblokir enzim tertentu yang diperlukan untuk replikasi virus. Para ilmuwan berharap hal itu akan memiliki efek serupa pada Covid-19.
Remdesivir adalah obat antivirus yang termasuk dalam kelas nukleotida analog. Sebagai obat antivirus, fungsi remdesivir adalah untuk menghentikan virus berkembang biak serta menyebar di dalam tubuh. Hal ini dapat membantu tubuh melawan infeksi virus, sehingga Anda bisa pulih dengan lebih cepat.
Remdesivir bekerja dengan cara mengganggu proses replikasi virus SARS-CoV-2 di dalam sel. Obat ini menyerupai molekul yang dibutuhkan virus untuk membuat salinan dirinya sendiri, yaitu adenosin trifosfat (ATP).
Ketika virus mencoba membuat salinan dirinya, remdesivir akan menggantikan ATP dan menyebabkan kesalahan pada rantai genetik virus. Akibatnya, virus tidak dapat melanjutkan replikasinya dan mati.
Remdesivir tersedia dalam bentuk serbuk injeksi liofilisasi dan larutan konsentrat 100 mg yang diberikan melalui injeksi dengan infus ke dalam pembuluh darah (injeksi intravena).
Obat berbentuk serbuk perlu dicampurkan terlebih dahulu dengan cairan sebelum digunakan. Obat ini hanya boleh didistribusikan ke rumah sakit dan tidak tersedia di apotek. Pemberian obat juga hanya boleh dilakukan oleh dokter atau perawat di rumah sakit.
Jika Anda ingin mengetahui lebih detail tentang fungsi, dosis, dan efek samping remdesivir, Anda dapat mengunjungi artikel ini dari situs web KlikDokter, yang merupakan salah satu platform kesehatan online terbesar di Indonesia.
Studi Klinis dan Efektivitas Remdesivir
Remdesivir telah melalui beberapa studi klinis untuk menguji efektivitas dan keamanannya dalam mengobati pasien COVID-19. Beberapa studi klinis yang terkenal adalah:
Studi ACTT-1
Studi ACTT-1 (Adaptive COVID-19 Treatment Trial-1), yang dilakukan oleh National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) Amerika Serikat. Studi ini melibatkan 1.062 pasien COVID-19 gejala berat dari 60 lokasi di 10 negara.
Studi ini menemukan bahwa remdesivir dapat memperpendek waktu penyembuhan pasien COVID-19 dari 15 hari menjadi 11 hari. Studi ini juga menemukan bahwa remdesivir dapat menurunkan angka kematian pasien COVID-19 dari 11,9% menjadi 8%. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal New England Journal of Medicine pada Oktober 2020.
Studi SIMPLE
Studi SIMPLE (Study to Evaluate the Safety and Antiviral Activity of Remdesivir in Participants with Severe COVID-19), yang dilakukan oleh Gilead Sciences. Studi ini melibatkan 397 pasien COVID-19 gejala berat dari 55 lokasi di 8 negara.
Studi ini menemukan bahwa remdesivir dapat memperbaiki kondisi klinis pasien COVID-19 pada hari ke-14. Studi ini juga menemukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara pengobatan remdesivir selama 5 hari atau 10 hari. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Clinical Infectious Diseases pada Agustus 2020.
Studi SOLIDARITY
Studi SOLIDARITY (Solidarity Trial for COVID-19 Treatments), yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO). Studi ini melibatkan 11.266 pasien COVID-19 dari 405 rumah sakit di 30 negara.
Studi ini menemukan bahwa remdesivir tidak memiliki efek yang bermakna terhadap angka kematian, waktu penyembuhan, atau kebutuhan ventilator pada pasien COVID-19. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal New England Journal of Medicine pada Desember 2020.
Dari studi-studi klinis di atas, dapat disimpulkan bahwa remdesivir memiliki efek yang bervariasi terhadap pasien COVID-19. Obat ini dapat bermanfaat bagi sebagian pasien, tetapi tidak bagi pasien lain. Oleh karena itu, penggunaan remdesivir harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing pasien.
Dosis
Dosis Remdesivir bervariasi tergantung pada kondisi pasien dan rekomendasi dokter. Berikut adalah dosis umumnya:
Pasien dengan Gejala Berat (Dirawat di Rumah Sakit):
- Hari pertama: 200 mg per hari.
- Hari kedua dan seterusnya: 100 mg per hari.
- Durasi pengobatan:
– Pasien tanpa ventilator: 5 hari, dapat diperpanjang hingga 10 hari jika kondisi tidak membaik.
– Pasien dengan ventilator: 10 hari.
Pasien dengan Gejala Ringan-Sedang (Tidak Dirawat di Rumah Sakit):
- Hari pertama: 200 mg.
- Hari kedua dan ketiga: 100 mg.
- Durasi pengobatan: 3 hari.
Dalam semua kasus, dosis dan durasi pengobatan harus disesuaikan oleh dokter sesuai dengan kondisi pasien untuk memastikan efektivitas dan keamanan pengobatan. Konsultasikan dengan dokter sebelum memulai penggunaan Remdesivir untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai.
Efek Samping dan Kontraindikasi Remdesivir
Seperti obat lain, remdesivir juga dapat menimbulkan efek samping pada sebagian orang yang menggunakannya. Efek samping yang mungkin terjadi akibat penggunaan remdesivir adalah:
- Reaksi alergi, seperti ruam kulit, gatal-gatal, pembengkakan, sesak napas, atau syok anafilaksis
- Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, diare, atau nyeri perut
- Gangguan hati, seperti peningkatan enzim hati, hepatitis, atau ikterus
- Gangguan ginjal, seperti penurunan fungsi ginjal, gagal ginjal, atau peningkatan kreatinin
- Gangguan darah, seperti anemia, trombositopenia, atau koagulopati
- Gangguan saraf, seperti sakit kepala, pusing, kebingungan, atau kejang
- Gangguan kardiovaskular, seperti hipotensi, takikardia, atau aritmia
- Gangguan pernapasan, seperti batuk, sesak napas, atau pneumonia
- Gangguan kulit, seperti kemerahan, gatal-gatal, atau nekrolisis epidermal toksik
- Gangguan lain, seperti demam, menggigil, nyeri otot, atau kelelahan
Dalam uji coba Ebola, para peneliti mencatat efek samping remdesivir (RDV), termasuk:
- Peningkatan kadar enzim hati yang mungkin mengindikasikan kemungkinan kerusakan hati
- Para peneliti mendokumentasikan peningkatan serupa pada enzim hati pada tiga pasien COVID-19 di USA.
Jika Anda mengalami efek samping yang parah atau mengganggu, segera hubungi dokter atau perawat yang merawat Anda. Jangan menghentikan penggunaan remdesivir tanpa sepengetahuan dokter.
Remdesivir juga memiliki beberapa kontraindikasi, yaitu kondisi yang tidak memungkinkan penggunaan obat ini. Kontraindikasi remdesivir adalah:
- Alergi terhadap remdesivir atau kandungan lain dalam obat ini
- Penyakit ginjal berat atau menjalani cuci darah
- Penyakit hati berat atau sirosis
- Kehamilan atau menyusui, kecuali jika manfaatnya melebihi risikonya
- Anak usia di bawah 12 tahun atau berat badan di bawah 40 kg
Sebelum menggunakan remdesivir, beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat penyakit ginjal, hati, darah, jantung, atau alergi. Beri tahu juga jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk mencegah interaksi obat.
Remdesivir COVID-19: Otorisasi Penggunaan Darurat Mei 2020
FDA mengeluarkan otorisasi penggunaan darurat untuk remdesivir obat antivirus yang sedang diselidiki untuk pengobatan yang dicurigai atau yang dikonfirmasi laboratorium COVID-19 pada orang dewasa dan anak-anak yang dirawat di rumah sakit yang menderita penyakit parah.
Sementara ada informasi terbatas yang diketahui tentang keamanan dan efektivitas penggunaan remdesivir untuk mengobati orang di rumah sakit yang menderita COVID-19, obat yang diteliti ditunjukkan dalam uji klinis untuk mempersingkat waktu pemulihan pada beberapa pasien.
Otorisasi penggunaan darurat memungkinkan remdesivir untuk didistribusikan di Amerika Serikat dan diberikan secara intravena oleh penyedia layanan kesehatan, jika sesuai, untuk mengobati COVID-19 yang dicurigai atau dikonfirmasi laboratorium pada orang dewasa dan anak-anak yang dirawat di rumah sakit yang menderita penyakit parah.
Penyakit berat dalam hal ini didefinisikan sebagai pasien dengan kadar oksigen darah rendah atau membutuhkan terapi oksigen atau dukungan pernapasan yang lebih intensif seperti ventilator mekanik.
Informasi lebih lanjut dapat ditemukan di situs FDA
Cara Mendapatkan Remdesivir
Remdesivir adalah obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Obat ini tidak dijual bebas di apotek atau toko obat. Obat ini juga hanya didistribusikan ke rumah sakit yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai fasilitas rujukan untuk pasien COVID-19.
Jika Anda memiliki gejala COVID-19, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes laboratorium untuk menegakkan diagnosis.
Jika Anda positif terinfeksi virus SARS-CoV-2 dan memenuhi kriteria untuk mendapatkan remdesivir, dokter akan memberikan resep dan merujuk Anda ke rumah sakit yang menyediakan obat ini.
Jika Anda sudah dirawat di rumah sakit, dokter akan mengevaluasi kondisi Anda secara berkala. Jika dokter menilai bahwa Anda membutuhkan remdesivir, dokter akan memberikan obat ini sesuai dengan dosis dan durasi yang ditentukan.
Anda tidak perlu membayar biaya tambahan untuk mendapatkan remdesivir, karena obat ini sudah termasuk dalam paket penanganan COVID-19 yang ditanggung oleh pemerintah.
Peran Melia Propolis dalam Upaya Mencegah dan Mengobati COVID-19
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala seperti demam, batuk, sesak napas, hingga pneumonia. Penyakit ini juga dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), gagal ginjal, trombosis, hingga kematian.
Sampai saat ini, belum ada obat atau vaksin yang terbukti efektif untuk mencegah atau mengobati COVID-19.
Oleh karena itu, upaya pencegahan dan pengobatan COVID-19 masih mengandalkan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan. Selain itu, upaya pencegahan dan pengobatan COVID-19 juga dapat dilakukan dengan meningkatkan daya tahan tubuh atau imunitas.
Salah satu cara untuk meningkatkan imunitas adalah dengan mengonsumsi suplemen yang mengandung zat-zat yang bermanfaat bagi kesehatan, seperti vitamin, mineral, antioksidan, dan flavonoid. Salah satu suplemen yang memiliki kandungan tersebut ialah Melia Propolis.
Bagaimana Melia Propolis Bekerja dalam Tubuh?
Melia Propolis bekerja dengan cara memperkuat sistem imun tubuh, yaitu sistem pertahanan tubuh yang bertugas melawan berbagai penyakit, termasuk COVID-19. Melia Propolis dapat meningkatkan produksi sel darah putih, yaitu sel yang berperan dalam menghancurkan mikroorganisme penyebab penyakit, seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit.
Selain itu, Melia Propolis juga dapat mengurangi peradangan, yaitu reaksi tubuh yang terjadi ketika ada jaringan yang rusak atau terinfeksi. Peradangan dapat menyebabkan gejala seperti nyeri, bengkak, kemerahan, dan panas. Melia Propolis dapat menghambat produksi zat-zat yang menyebabkan peradangan, seperti prostaglandin, leukotrien, dan sitokin.
Melia Propolis juga dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yaitu molekul yang tidak stabil yang dapat merusak DNA, protein, dan membran sel. Radikal bebas dapat timbul akibat polusi, rokok, stres, atau infeksi. Melia Propolis dapat menangkap dan menetralisir radikal bebas, sehingga mencegah terjadinya oksidasi dan penuaan dini.
Bagaimana Peran Melia Propolis Dalam Upaya Untuk Mencegah dan Mengobati COVID-19?
Melia Propolis dapat membantu mencegah dan mengobati COVID-19 dengan cara meningkatkan imunitas, mengurangi peradangan, dan melindungi sel-sel tubuh. Berikut ini beberapa manfaat Melia Propolis dalam upaya mencegah dan mengobati COVID-19:
- Melia Propolis dapat mencegah terjadinya infeksi COVID-19, karena dapat membunuh virus SARS-CoV-2 yang masuk ke tubuh. Melia Propolis dapat menghambat enzim yang dibutuhkan virus untuk berkembang biak, sehingga virus tidak dapat menginfeksi sel-sel tubuh.
- Melia Propolis dapat membantu mengobati gejala COVID-19, seperti demam, batuk, sesak napas, dan pneumonia. Melia Propolis dapat menurunkan suhu tubuh, meredakan batuk, memperluas saluran napas, dan mengurangi peradangan pada paru-paru. Melia Propolis juga dapat meningkatkan fungsi paru-paru, sehingga dapat memperbaiki pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
- Melia Propolis dapat mencegah komplikasi COVID-19, seperti ARDS, gagal ginjal, trombosis, dan kematian. Melia Propolis dapat mencegah kerusakan sel-sel tubuh akibat radikal bebas, sehingga dapat mencegah terjadinya peradangan berlebihan yang dapat merusak organ-organ vital. Melia Propolis juga dapat mencegah pembekuan darah yang dapat menyumbat aliran darah ke jantung atau otak.
Bagaimana Cara Mengonsumsi Melia Propolis?
Melia Propolis tersedia dalam bentuk cairan yang dapat diminum langsung atau dicampur dengan air, madu, atau minuman lainnya. Melia Propolis dapat dikonsumsi setiap hari, baik sebelum atau sesudah makan. Dosis Melia Propolis yang disarankan adalah sebagai berikut:
- Untuk mencegah COVID-19, konsumsi 3-5 tetes Melia Propolis sehari.
- Untuk membantu mengobati COVID-19, konsumsi 5-10 tetes Melia Propolis sehari.
- Untuk membantu mengobati COVID-19 gejala berat, konsumsi 10-15 tetes Melia Propolis sehari.
Melia Propolis aman dikonsumsi oleh semua orang, kecuali yang memiliki alergi terhadap lebah atau produk lebah. Jika Anda mengalami reaksi alergi, seperti gatal-gatal, ruam, bengkak, atau sesak napas, segera hentikan penggunaan Melia Propolis dan konsultasikan dengan dokter.
Dimana Anda Bisa Mendapatkan Melia Propolis?
Melia Propolis adalah produk suplemen yang berkualitas dan terjamin. Melia Propolis juga memiliki harga yang terjangkau dan mudah didapatkan. Anda bisa mendapatkan Melia Propolis hanya di Meliaindo.com, situs web Agen Propolis Melia resmi dari PT. Melia Sehat Sejahtera.
Meliaindo.com juga menyediakan berbagai informasi dan tips seputar kesehatan dan kecantikan yang bermanfaat bagi Anda.
Jangan ragu untuk membeli Melia Propolis di Meliaindo.com, karena Anda akan mendapatkan produk yang asli, berkualitas, dan bergaransi. Anda juga bisa mendapatkan diskon dan promo menarik yang sayang untuk dilewatkan.
Tunggu apa lagi? Segera pesan Melia Propolis sekarang juga. Jangan biarkan COVID-19 mengganggu kesehatan dan kualitas hidup Anda. Jadilah sehat dan bahagia dengan Melia Propolis.
FAQ tentang Remdesivir
Berikut ini beberapa pertanyaan dan jawaban yang sering diajukan tentang remdesivir:
Apakah remdesivir dapat menyembuhkan COVID-19?
Remdesivir bukanlah obat yang dapat menyembuhkan COVID-19 secara total. Obat ini hanya dapat membantu mengurangi gejala dan mempercepat proses penyembuhan.
Obat ini juga tidak dapat mencegah penularan virus SARS-CoV-2. Oleh karena itu, Anda tetap harus menerapkan protokol kesehatan.
Penutup
Remdesivir adalah obat antivirus yang dapat digunakan untuk mengobati pasien COVID-19 gejala berat atau pasien gejala ringan-sedang yang berisiko tinggi. Obat ini bekerja dengan cara menghambat replikasi virus SARS-CoV-2 di dalam tubuh.
Obat ini dapat mempercepat waktu penyembuhan dan mengurangi risiko terjadinya kerusakan pada saluran pernapasan akibat infeksi COVID-19.
Remdesivir hanya dapat diperoleh dengan resep dokter dan hanya didistribusikan ke rumah sakit yang ditunjuk sebagai fasilitas rujukan untuk pasien COVID-19.
Remdesivir adalah obat yang disetujui oleh FDA untuk penggunaan pada pasien COVID-19 dengan kondisi berat dan dirawat di rumah sakit, namun hanya untuk pasien berusia di atas 12 tahun dan memiliki berat badan minimal 40 kg
Remdesivir telah melalui beberapa studi klinis untuk menguji efektivitas dan keamanannya dalam mengobati pasien COVID-19. Hasil studi klinis menunjukkan bahwa remdesivir memiliki efek yang bervariasi terhadap pasien COVID-19.
Obat ini dapat bermanfaat bagi sebagian pasien, tetapi tidak bagi pasien lain. Oleh karena itu, penggunaan remdesivir harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing pasien.
Demikianlah artikel mengenai Remdesivir Adalah Obat Apa? Apakah Efektif Melawan COVID-19? Inilah Ulasan, Cara Kerja, dan Efek Sampingnya, semoga bermanfaat.
GRATIS ONGKIR HARI INI SAJA Berakhir Dalam |
Jangan Terkecoh harga MURAH, dan belilah Melia Propolis dan Melia Biyang Asli HANYA pada Distributor atau Agen Propolis Melia Resmi Dapatkan produk-produk ASLI dari Melia Sehat Sejahtera (MSS) sekarang juga |